About Me

Foto saya
Hidup ini indah... terus bersyukur, jalani apa adanya, tetap semangat, dan terus berfikir positif... Maka surga duniawi sudah kamu dapatkan...

9.03.2010

Belajar Berenang



Aku masih ingat benar saat masih berumur sekitar 9 tahun. Sekitar kelas 3/4 SD. Ini awal mulanya saya bisa berenang. Meskipun proses pembelajarannya agak menyakitkan... hicks...

Waktu itu Musim hujan, entah bulan & tahun berapa berapa. Biasalah, kalau musim Hujan, anak-anak di lingkungan saya baik laki-laki atau perempuan pada senang main ke sungai.Apa lagi kalau air sungainya pasang. Arusnya lebih berasa.

Waktu itu sekitar jam 2 siang, saya langsung main ke sungai. Tidak seperti biasanya, sungai kali ini sangat dalam. Kalau biasanya airnya cuman sampai se pinggang ukuran orang dewasa. Itu pun di daerah tepi. Dan sekarang ini sudah seleher ukuran orang dewasa, belum lagi di tengah sungai. Ya karena faktor musim hujan tadi...

Oh ya, di tempat saya ada 2 sungai. Sungai pertama kira-kira berjarak setengah kilometer dari rumah saya. Trus kalau kita menyebrang lagi dan asekitar 300 Meter dari sungai pertama, baru ketemu sungai ke 2. Nah disungai ke 2 inilah kami biasanya mandi/berenang. Sungai kedua ini bernama "kali kucing". Sebenarnya masih ada lagi sungai ke 3 dan ke 4. Tapi tunggu di kisah berikutnya aj, ok... hehe

Asal mula nama "Kali kucing" karena dulu isunya waktu pertama kalinya anak-anak menemukan tempat itu, mereka mendengar ada suara-suara anak kucing. Trus setelah di cari-cari, eh kucingnya tidak di temukan sama sekali. Emang sih, waktu itu suasananya masih angker. Tepat di tepi sungai ada pohon besar tumbuh dengan pohon agak condong rebah ke sungai dengan akar dan ranting yang bergelantungan di atas permukaan sungai. Itu dulu... Sekarang sudah tidak angker lagi, malah serasa menjadi taman bermain air... hehehe

Oke, lanjut ke perjalanan. Ketika saya sudah berada kira-kira 100 meter dari Kali kucing, seperti biasa Kali Kucing sudah ramai dengan suara teriak-teriak anak-anak yang lagi asik berenang & bermain. Serasa tidak sabar ingin ikutan, saya pun berlari dengan rasa penasaran dan tidak sabaran.

Sampai di sungai, ternyata Yoel, Tinu, Itcon dll anak SD kelas 6 sudah ada duluan. Ada juga teman seusia saya Arki, Dodi, Ruli dll. Mereka sudah asik bermain cip-cip(istilah kami).

Kebetulan waktu itu hanya kami anak-anak kelas 3 SD yang belum berani masuk ke tengah sungai(daerah yang lebih dalam). Sedangkan anak kelas 6 sudah bolak balik menantang arus di tengah sungai. Dan kami anak-anak kecil beraninya cuman di pinggir-pinggir aja, hehehe. Sebenarnya kami sudah bisa ngapung. Tapi, dengan gaya yang tidak jelas, dan gaya itu kami beri nama gaya "anjing". Ya namanya penakut, ya tetap aja ga' ga'bisa-bisa.

Sampai suatu ketika Tinu, anak jalan Mangga, memegang tangan saya secara paksa. Rasa ketakutan pun keluar, sambil meronta-ronta saya berusaha melepaskan diri dari pegangannya. Dan tiba-tiba dia menarik dengan kuat dan mendorong saya langsung ke tengah sungai.


Saya menjadi sangat panik dan takut. Tangan dan kaki saya terus meronta-ronta tidak teratur di dalam air. Air masuk ke hidung, ke telinga bahkan tertelan saking panik dan takutnya. Berkali-kali saya mencoba menginjakkan kaki ke dasar sungai, tapi kaki saya tidak cukup panjang. Suara tangis bercampur teriakan tidak jelas terdengar di dalam air, dan berkali-kali saya harus menelan air. Sampai akhirya saya melihat ada akar pohon dan berusaha mendekat. Belum sempat meraihnya, Tinu langsung mendorong saya lagi, menjauhkan saya dari akar pohon itu.

Waktu terasa sangat lama sekali. Tak satupun teman-teman saya yang berani menolong saya waktu itu. Mereka hanya bisa melihat. Sedangkan anak-anak kelas 6 tertawa sangat bahagia menikmati kejadian itu. Tak henti-hentinya saya meronta-ronta berusaha untuk megambil nafas.
Sampai akhirnya kaki saya menyentuh dasar sungai. Dan ternyata saya sudah tiba di tepi sungai karena terbawa oleh arus. Saya pun langsung berlari dan naik ke permukaan. Saya langsung memakai baju dan langsung pulang kerumah dengan wajah yang merah, mata merah karena menangis...


3 Hari berikutnya, saya di ajakin lagi renang ke sungai sama teman-teman saya yang kemarin. Rasa trauma masih ada. Tapi berhubung anak kelas 6 SD katanya hari ini tidak ada, saya pun ikut. Kamipun mulai coba-coba masuk ke tengah sungai. Mencoba mengapung, di tengah sungai, dan akhirnya kami semua bisa. Dan akhirnya tidak takut lagi untuk tenggelam di tengah sungai.


Satu hal yang saya dapat disini adalah, tidak selamanya belajar itu mengasyikkan. Kadang kita juga membutuhkan dorongan yang keras, tendangan bahkan tamparan yang keras agar kita bisa dan berani untuk menghadapi tantangan hidup yang baru.


Dan juga kadang ada sosok yang kita anggap jahat/menjengkelkan disekitar lingkungan kita yang sering mngerjain kita dan kita sangat membencinya karena sosok itu sangat menganggu dan mengusik ketenangan. Tapi sebenarnya sosok itu kadang bisa menjadi guru bagi kita. Guru untuk menjadi kuat, tahan banting, lebih berani, atau lebih sabar lagi.

Nah coba bayangkan, bagaimana seandainya jika saya tidak di dorong oleh Tinu tadi...? Mungkin saya tidak akan secepat 1 hari itu bisa berenang. Mungkin juga saya tidak bakalan berani sama sekali masuk ketengah sungai yang kedalamannya tidak dapat saya jangkau beserta arus yang tidak dapat saya tantang. Atau mungkin saya tidak akan pernah bisa berenang sama sekali...

0 komentar:

Posting Komentar